Senin, 23 Januari 2017

Tugas Resume Conflict Intervention : Psikologi Pemberdayaan Sosial Chapter Action Framework pada Intervensi Sosial

            Tulisan ini merupakan resume dari buku Psikologi Pemberdayaan Sosial Chapter Action Framework pada Intervensi Sosial oleh : Dr. Ichsan Malik. Pada tulisan ini terdapat lima bahasan utama yakni; penghampiran kepada psikologi intervensi sosial, pengertian intervensi sosial, prinsip dasar intervensi,langkah kegiaan intervensi dan tantangan ke depan.
Penghampiran kepada Psikologi Intervensi Sosial
            Krisis merupakan hal yang terjadi di kehidupan sehari-hari manusisa. Perang dunia kedua dianggap sebagai krisis terbesar yang kemudian menyebabkan kelaparan, kemiskinan, pengungsian, pelarian politik dan kekerasan. Perubahan tidak saja menciptakan manfaat tetapi juga dapat melahirkan krisis. Krisis dapat menyebabkan perubahan pada komunitas dan mendorog cara baru, pilihan baru, intervensi baru serta kekuatan untuk menyelesaikan masalah. Dengan adanya krisis maka kita terpacu untuk menghasilkan cara dalam penyelesaia masalah. Hal ini disebabkan karena adanya rasa kebutuhan dari manusia untuk menyelesaikan krisis dan menghentikan krisis, dan krisis juga diyakini sebagai penyebab berkembangnya ilmu psikologi dengan cepat.
            Seorang ahli psikologi sosial keturunan yahudi yang merupakan korban perang dunia kedua dan melarikan diri ke Amerika Serikat; Kurt Lewin. Lewin menemukan dan kemudian mengembangkan “field theory” serta tradisi action research yang berbicara mengenai pengetahuan psikologi sosial dapa membantu pemecahan masalah nyata di masyarakat. Berdasarkan sejarah perkembangan psikologi, krisis dapat memberikan pengaruh kepada lahirnya pendekatan psikologi sosial kritis. Pemikiran Tajfel pada tahun 1972 berupaya untuk merubah pendekatan psikologi di Amerika Serikat yang sangat individualistik dan eksperimental menjadi lebih sosial dan disesuaikan dengan pemahaman konteks sosial dari  perilaku. Fakultas psikologi Universita Indonesia secara umum mulai berperan untuk turut memecahkan masalah yang ada di masyarakat sejak tahun 1963.


Pengertian Intervensi Sosial
            Intervensi sosial merupakan serangkaian kegiatan untuk pemberdayaan bagi masyarakat yang tidak diuntungkan pada suatu wilayah tertentu secara partisipatif dengan bertumpu kepada kerangka teori dan metodologi psikologi sosial yang tepat guna. Pengertian lebih lanjutnya yakni; Serangkaian kegiatan berarti bahwa kegiatan intervensi sosial dirancanakan untuk kegiatan jangka panjang dan bertahap. Kemudian pemberdayaan bagi masyarakat yang tidak diuntungkan merupakan kegiatan intervensi sosial yang difokuskan untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran kritis pada diri seseorang atau sekelompok agar dapat melakukan akses dan kontrol terhadap sumberdaya yang ada secara mandiri sehingga dapat meningkatakan kesejahteraan dan martabat diri serta kelompok. Dimana pemberdayaan berarti bahwa proses sekaligus tujuan.
Secara partisipatif berarti bahwa kegiatan intervensi baik individu maupun kelompok diposisikan sebagai sujek yang aktif bukan hanya sebagai objek intervensi. Dengan kata lain bahwa kelompok masyarakat harus dapat mengontrol situasi, memiliki kewenangan serta kerjasama dengan berbagai pihak sebagai kemitraan. Individu atau kelompok harus terlibat sepenuhnya. Sedangkan kerangka teori dan metodologi psikologi sosial yang tepat guna mengisyaratkan bahwa penggunaan teori psikologi sosial untuk intervensi harus tetap merujuk kepada norma-norma yang berlaku. Pada tingkat metodologi digunakan oleh psikologi sosial untuk based line data yang kemudian dibuat suatu jembatan untuk mengintegrasikan teori dan perencanaan kegiatan.
Prinsip Dasar Intervensi
            Intervensi merupakan proses dan tujuan dan untuk pencapaian intervensi haruslah dengan mempertimbangkan sepenuhnya proses yang harus dan dapat dilalui sehingga rekonstruksi terhadap perubahan psikologi sosial dapat dicapai. Perubahan psikologi sosial suatu kelompok masyarakat terikat kepada ruang dan waktu, oleh karena itu pemahaman terhadap masa lalu dan situasi saat in harus secara cermat sehingga program intervensi yang akan dikembangkan dapat memenuhi tuntutan masa depan. Untuk dpaat melakukan perubahan psikologi soal maka pelaku intervensi harus memenuhi empat unsur dasar yaitu: Visi, Strategi, Aksi dan Refleksi.
Visi berarti pandangan kedepan tentang kondisi ideal yang ingi dicapai melalui proses kegiatan intervensi. Strategi intervensi haruslah diarahkan berdaarkan dengan visi yang hendak dicapai. Strategi merupakan cara yang akan dilakukan untuk pencapaian visi dengan pemahaman yang cermat sehingga visi dapat tercapai dengan maksimal dan perubahan psikologi sosial dapat tercapai baik bagi individu maupu kelompok. Sedangkan Aksi merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan arahan dari strategi. Aksi merupakan kegiatan spesifik yang terukur untuk memecahkan masalah secara spesifik. Refleksi merupakan evaluasi atau penilaian yang dilakukan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.  
Langkah Kegiatan Intervensi
            Langkah-langkah dalam kegiatan intervensi terdapat dalam beberapa tahap yaitu; pertama dengan menentukan tema besar yag berarti bahwa penentuan permasalahan atau krisis yang terjadi, tidak semua hal dapat dilakukan intervensi sosial, sehingga dibutuhan penentuan tema besar dalam krisis yang dirasa perlu dilakukan intervensi soasial, misalkan kelaparan dan krisis air bersih. Metode yang digunakan untuk pemilihan prioritas masalah adalah dengan diadakannya forum group discussion (FGD) atau riset pustaka dan orientasi lapangan. Kedua  dengan adanya perencanaan intervensi dengan cara mendalami masalah untuk mencari masalah ini sebagai prioritas intervensi dan menjabarkannya secara mendetail.
Ketiga  dengan adanya langkah Baseline pada intervensi sosial yaitu pengujian dari seluruh konse yang sudah dirumuskan melalui proses perencanaan intervensi. Dilakukan pengujian kembali kepada sumber sehingga didapatkan data yang empirik mengenai sumber masalah dan digunakan juga sebagai langkah untuk memastikan ketepatan indikator perubahan psikologi sosial yang akan dilakukan oleh pelaku intervensi. Keempat melakukan intervensi dimana melakukan intervensi ini terdiri atas tiga kegiatan yaitu; pelaksanaan kegiatan, kegiatan pengdokumentasian proses pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan. Kelima dengan adanya tindaka evaluasi yaitu tahap akhir dari intervensi. Hal yang harus dievalasi merupaka evaluasi terhadap efek dan evaluasi terhadap proses.
Tantangan Ke Depan
            Proses intervensi sosial dibutuhkan adanya keberlanjutan dan hal ini merupakan tatangan terbesar yang perlu dipecahkan. Fakta menunjukkan bahwa meskipun kegiatan telah berjalan dan dinamika kelompok mulai terbentuk akan tetapi keberlanjutan kegiatan sangat dibutuhkan proses pendampingan. Tantangan selanjutnya yaitu terkait dengan teori yang masih belum terpadu secara tepat guna antara teori psikologi sosial terapan dengan permasalahan di masyarakat yang bersifat structural dan membutuhkan pemecahan secara kompleksitas dari permasalahan sosial psikologis di Indonesia. Selanjutnya tantangan lain adalah dengan belum terbentuknya jaringan kerja intervensi sosial di idonesia. Pada akhirnya tantangan terbesar dalam proses intervensi ternyata adalah tantanga didalam diri masing-masing pelaku intervensi. Keyakinan yang ada, kapasitas yang dimiliki serta komitmen yang dipegang hanya akan bisa berai ketika sudah terjadi proses praktis yaitu manunggal antara kata dan perbuatan.
            Proses intervensi psikologi sosial dapat terjadi apabila pelaku intervensi memahami secara cermat permasalahan yang ada dan akar dari konflik sehingga dapat melakukan intervensi sosial sesuai dengan keadaan dan menggunakan teori dan metodologi tepat guna untuk pencapaian tujuan dalam intervensi tersebut.