FOREIGN POLICY
ORGANIZATION
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan paper yang membahas pengorganisasian kekuatan yang
dilakukan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri serta factor-faktor yang
member pengaruh dalam proses tersebut.
Pembahasan
Politik luar negeri
didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang dibuat dengan baik, didasarkan
pada pengetahuan dan pengalamaan, untuk menjalankan bisnis pemerintahan dengan
negara lain. Bahkan sikap Amerika yang sempat melakukan isolasi dari dunia
Internasional merupakan salah satu bentuk politik luar negerinya. Politik luar
negeri ditujukan pada peningkatan dan perlindungan kepentingan bangsa. Menurut K. J. Holsti : politik luar
negeri adalah “foreign
policy also incorporates ideas that are planned by policy makers in order to
solve a problem or uphold some changes in the environment, which can be in the
forms of policies, attitudes, or actions of another states or states”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa politik luar adalah
sebuah tindakan yang dilakukan sebuah negara sebagai respon terhadan usaha
perlindungan dan pencapaian kepentingan nasionalnya dan juga refleksi dari arah
kebijakan serta perilaku politik sebuah negara terhadap negara lain dan juga
politik internasional.
Dalam proses
pengambilan dan pengaplikasian politik luar negeri terdapat sebuah proses yang
sangat panjang dan juga kompleks yaitu proses decision making proses, proses
pembuatan kebijakan ini sendiri tidak serta merta bebas dari pengaruh-pengaruh
dari subtansi-subtansi politik lain, pengaruh tersebut datang dari dalam
(internal) dan luar (eksternal).Yang termasuk pengaruh internal adalah individu, grup, birokrasi,
dan sistem nasional sedangkan yang termasuk pengaruh eksternal adalah sistem global yang menaungi
negara-negara di dunia. Adapun mengenai pengaruh-pengaruh tersebut
akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini :
·
Individu atau ideosinkretik. Hal ini berkaitan dengan aktor
yang mengeluarkan politik luar negeri suatu negara, apakah itu seorang menteri
luar negeri ataukah seorang presiden maupun perdana menteri. Menurut Coulumbis
dan Wolfe, variabel ini berkaitan dengan persepsi, image dan karakteristik pribadi si decision-maker dalam merumuskan politik luar negeri.
·
Grup, grup ini dapat dipahami akan adanya kelompok
kepentingan atau interest group yang ada dalam suatu negara. Secara tidak langsung,interest
group ini juga ikut
andil dalam memberikan pertimbangan perumusan politik luar negeri. Sebagai
contoh di Amerika Serikat banyak sekali terdapat kelompok-kelompok kepentingan,
salah satunya adalah Lobi Yahudi. Kelompok kepentingan ini berupaya agar
kebijakan-kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh AS tidak bertentangan
dengan kepentingan bangsa Yahudi, Israel. Hal ini terbukti bahwa selama ini
kebijakan-kebijakan AS di Timur Tengah cenderung pro-Israel.
·
Birokratis,
variabel ini menyangkut struktur dan proses pemerintahan serta efeknya terhadap
politik luar negeri. Dalam suatu negara pasti terdapat birokrasi yang secara
tidak langsung membantu fungsi pemerintahan, sehingga birokrasi ini cukup
berperan dalam pengambilan keputusan politik luar negeri. Sebagai contoh adalah
di Amerika dibentuk suatu badan mengenai keamanan nasionalnya yang dinamakan National Security
Council (NSC). NSC ini
berperang memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada pemerintah Amerika
Serikat mengenai kondisi maupun persepsi keamanan bagi Amerika Serikat. Secara
tidak langsung, badan ini memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan luar
negeri Amerika Serikat yang menyangkut hal keamanan.
·
Sistem nasional, yang dimaksud dengan sistem nasional adalah
keseluruhan elemen nasional yang ada pada suatu negara. Yang termasuk variabel
nasional adalah lingkungan, populasi, moral, sumber daya alam, sumber daya
manusia, pertumbuhan ekonomi. Atau dengan kata lain atribut nasional ini sesuai
dengan konsepsi Morgenthau mengenai “National Power” yang
dimiliki suatu negara. Adanya national power ini
setidaknya memberikan suatu fondasi bagi perumusan politik luar negeri suatu
negara. Yang terakhir adalah elemen eksternal yang berupa sistem global. Sistem
global ini dapat dipahami sebagai kondisi tatanan dunia yang ada dalam sistem
internasional. Selain itu, aktor-aktor lain seperti negara lain, NGO, teroris,
dan lain sebagainmya juga ikut dipertimbangakan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi decision-making process dalam politik luar negeri suatu negara.
Karena secara tidak langsung politik luar negeri suatu
negara juga merupakan respon suatu negara terhadap kondisi lingkungan
eksternalnya. Sebagai contoh adalah containment policy Amerika
Serikat yang ditujukan kepada negara-negara Eropa Barat untuk membendung
pengaruh komunisme di wilayah tersebut. Hal tersebut dilakukan oleh Amerika
Serikat sebgai respon atas tindakan Uni Sovyet yang telah memasukkan
negara-negara Eropa Timur ke dalam pengaruhnya melalui ideologi komunis.
Dalam prakteknya, politik luar negeri
tidak dapat digeneralisasi bahwa ada satu faktor merupakan faktor yang dominan.
Karena keempat
faktor tersebut bersinergi membentuk suatu pemahaman akan keputusan politik
luar negeri yang dibuat oleh suatu negara. Politik luar neegri yang dibuat oleh
suatu negara, pastinya telah mempertimbangkan kelima faktor tadi sebagai
determinannya. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah kepentingan nasional suatu negara. Perumusan
politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari kepentingan nasional negara
yang bersangkutan. Dengan kata lain, Ketika kepentingan nasional suatu
negara terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu
upaya dalam mengamankan kepentingan ansional negara yang bersangkutan
Simpulan
Politik
luar negeri didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang dibuat dengan baik,
didasarkan pada pengetahuan dan pengalamaan, untuk menjalankan bisnis
pemerintahan dengan negara lain. Bahkan sikap Amerika yang sempat melakukan
isolasi dari dunia Internasional merupakan salah satu bentuk politik luar
negerinya. Politik luar negeriditujukan pada peningkatan dan perlindungan
kepentingan bangsa.
Referensi
Couloumbis, Theodeore A. &
Wolfe, James, Pengantar Hubungan Internasional Keadilan dan Power,
3rd Editions, New Jersey, Prentice Hall, 1986.
Holsti, K. J., International Politics, A Framework for Analysis, 4th Edition, London, Prentice Hall, 1983.
Kissinger, Henry A., “Domestic
Structure and Foreign Policy”, in Henreider, Wolfham F. ed.,Comparative
Fpreign Policy, Theoretical Essays, New York, Davud McKay, 1971, p.133
Modelski, George, A Theory of Foreign Policy, New York, Praeger, 1962.